Apa Itu ARA dan ARB? Memahami Mekanisme Saham di Pasar Modal
![]() |
| Apa Itu ARA dan ARB |
Apa Itu ARA (Auto Rejection Atas)?
ARA, atau Auto Rejection Atas, adalah mekanisme yang diterapkan oleh bursa saham untuk menolak otomatis transaksi yang melebihi batas kenaikan harga saham tertentu dalam satu hari perdagangan. Mekanisme ini bertujuan untuk mencegah harga saham melonjak terlalu tinggi dalam waktu singkat, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar.
Misalnya, jika suatu saham memiliki batas ARA 20%, maka setiap transaksi yang mencoba membeli saham tersebut dengan harga lebih dari 20% di atas harga penutupan sebelumnya akan ditolak otomatis. Mekanisme ini tidak hanya berlaku di pasar saham Indonesia, tetapi juga di berbagai bursa saham lainnya dengan aturan yang mungkin berbeda.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang regulasi ini di Indonesia, Anda dapat merujuk pada Regulasi dan Mekanisme ARA dan ARB di Pasar Saham Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Apa Itu ARB (Auto Rejection Bawah)?
Sebaliknya, ARB, atau Auto Rejection Bawah, adalah kebijakan yang digunakan untuk menolak transaksi yang menyebabkan penurunan harga saham melebihi batas yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk mencegah harga saham turun drastis dalam satu hari perdagangan, yang bisa memicu kepanikan di kalangan investor.Fungsi ARA dan ARB dalam Mengontrol Volatilitas Pasar Saham
Salah satu fungsi utama dari ARA dan ARB adalah mengontrol volatilitas di pasar saham. Ketika harga saham dapat bergerak bebas tanpa batas, volatilitas pasar cenderung meningkat, yang dapat menyebabkan ketidakpastian dan ketidakstabilan bagi investor.Menurut Bursa Efek Indonesia, regulasi ini penting dalam menjaga integritas pasar dan mencegah tindakan spekulatif yang dapat merugikan banyak pihak. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai strategi investor dalam menghadapi ARA dan ARB, Anda bisa membaca artikel Strategi Investor dalam Menghadapi ARA dan ARB yang diterbitkan oleh Kompas.
Manfaat ARA dan ARB bagi Investor dan Trader
Bagi investor dan trader, ARA dan ARB menyediakan lapisan perlindungan yang sangat penting. Dalam kondisi pasar yang volatil, mekanisme ini dapat mencegah terjadinya kerugian besar yang mungkin dialami investor jika harga saham bergerak terlalu cepat. Sebagai contoh, jika tidak ada ARB, penurunan harga saham yang drastis dapat menyebabkan kepanikan di kalangan investor, yang akhirnya memicu penjualan besar-besaran dan memperburuk kondisi pasar.Selain itu, ARA dan ARB juga berfungsi untuk mencegah tindakan yang disebut dengan "overbuying" dan "panic selling", yang sering kali dipicu oleh berita atau spekulasi pasar yang tidak berdasar. Dengan adanya batasan ini, investor memiliki waktu untuk menganalisis kondisi pasar dan membuat keputusan investasi yang lebih rasional.
Dampak Negatif ARA dan ARB: Batasan atau Perlindungan?
Namun, tidak semua pelaku pasar melihat ARA dan ARB sebagai sesuatu yang sepenuhnya positif. Beberapa investor dan trader berpendapat bahwa mekanisme ini dapat membatasi kebebasan pasar dan menghalangi pergerakan harga yang alami. Dalam jangka panjang, ini mungkin berdampak pada likuiditas pasar, karena investor menjadi lebih berhati-hati dalam bertransaksi akibat adanya batasan harga.Meski demikian, kebanyakan analis pasar setuju bahwa manfaat dari ARA dan ARB lebih besar dibandingkan dengan dampak negatifnya. Mereka menilai bahwa mekanisme ini esensial untuk menjaga stabilitas pasar, terutama dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
Studi Kasus: ARA dan ARB dalam Situasi Pasar Tertentu
Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai implementasi ARA dan ARB, mari kita lihat sebuah studi kasus yang melibatkan sebuah emiten besar di Indonesia. Pada tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 mempengaruhi pasar global, banyak saham mengalami volatilitas yang ekstrem. Dalam situasi ini, ARA dan ARB memainkan peran kunci dalam menstabilkan harga saham dan mencegah terjadinya crash yang lebih parah.Kasus ini menunjukkan bahwa dalam situasi krisis, mekanisme perlindungan seperti ARA dan ARB sangat dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan investor dan mencegah kehancuran pasar yang lebih luas.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang ARA dan ARB
- Apa yang terjadi jika saham terkena ARA atau ARB? Jika saham terkena ARA, tidak ada transaksi yang dapat dilakukan di atas batas yang ditentukan. Sebaliknya, jika terkena ARB, tidak ada transaksi yang dapat dilakukan di bawah batas tersebut.
- Bagaimana cara menghitung ARA dan ARB? ARA dan ARB dihitung berdasarkan persentase tertentu dari harga penutupan hari sebelumnya. Persentase ini dapat bervariasi tergantung pada kebijakan bursa.
- Apakah ARA dan ARB selalu diimplementasikan di semua bursa saham? Tidak, setiap bursa saham memiliki aturan yang berbeda mengenai implementasi ARA dan ARB.
- Bagaimana dampak ARA dan ARB terhadap portofolio investor? Dampaknya bisa positif dalam melindungi nilai investasi dari fluktuasi harga yang ekstrem, tetapi juga bisa membatasi potensi keuntungan.
- Apakah ada cara untuk memprediksi kapan ARA atau ARB akan terjadi? Tidak ada metode pasti untuk memprediksi, tetapi analisis teknikal dan berita pasar dapat memberikan indikasi.
